Runtuhnya Bisnis Seven Eleven

PT. Modern Internasional,Tbk, sebagai pemilik gerai Seven Eleven akan melakukan penutupan seluruh gerainya di Indonesia,pada tanggal 30 Juni 2017. Penutupan ini dilakukan karena kerugian yang dialami oleh perusahaan.

Kerugian terjadi,karena biaya operasional lebih besar daripada pemasukan (laba defisit). Time Frame Return on Investment atau Perkiraan Pengembalian Investasi yang terlalu jauh,sehingga perencanaan bisnis (business plan) tidak tercapai. Operasional  E Seven Eleven diharapkan untuk menggaet konsumen remaja dan pemuda dimana membuat tempat kumpul-kumpul,sambil menikmati makanan   dan produk yang ada di Mini Market tersebut. Namun ternyata,para pemuda dan remaja bisa kumpul dan berada di tempat tersebut lebih dari 2 jam dan menggunakan WiFi,namun nominal mereka belanja tidak sesuai,karena hal tersebut membuat biaya operasional seperti listrik meningkat dan tidak berbanding lurus dengan peningkatan pemasukan/penjualan.

Seven Eleven awal mulanya,mencontoh mini market yang ada di Jepang,dimana pembeli bisa nongkrong dan kumpul dengan teman-teman. Tetapi di Jepang,biasanya kumpul tidak terlalu lama di mini market tersebut, sehingga biaya operasional tidak tinggi dan mereka lebih sering hanya untuk menunggu seseorang atau teman sambil menikmati makanan yang ada di mini market tersebut,setelah itu mereka pergi. Hal ini bertolak belakang dengan orang di Indonesia,bisa berjam-jam ngumpul di tempat tersebut dan hal ini bisa mengeluarkan cost yang besar.

Jadi ada perencanaan dan pengelolaan yang tidak baik juga dalam menjalankan kegiatan operasional dan tidak didukung oleh inovasi-inovasi,dimana hal ini akan dikalahkan oleh pesaingnya.

Author: parlinnainggolan71

I am a simple man

Leave a comment